Setelah hampir 4 tahun menjadi seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Jakarta, saya memperhatikan setiap tahunnya bahwa setiap kali UTS & UAS telah terjadi suatu fenomena

Fenomena tersebut adalah siapa cepat dialah yang dapat. Dalam artian mahasiswa yang paling cepat masuk ke ruang ujian maka dialah yang akan mendapatkan tempat duduk yang strategis. Strategis yaitu mahasiswa itu akan duduk berdekatan dengan seorang mahasiswa yang lebih pintar atau lebih menguasai mata kuliah yang diujikan sehingga demikian mahasiswa tersebut paling tidak kecipratan jawaban. Posisi menentukan prestasi.

Jadilah istilah – istilah dalam dunia informatika kami pakai seperti mahasiswa yang lebih pintar dianggap sebagai server. Dan bila jawaban yang ditunggu tidak kunjung datang maka dianggap server down. Adakalanya server menerima pinjaman handphone untuk sekedar diphoto hasil jawabannya

Meskipun server sedang stabil terkadang ada juga hambatan – hambatan yang terjadi. Seperti yang telah terjadi pada saat UAS metode numerik. Sumpah mati saya tidak tahu apa – apa mengenai mata kuliah ini. Ngerti dikit juga ga, apalagi ditambah harus menggunakan kalkulator yang super canggih (apalagi yang pakai kalkulator Nokia, Siemen, Sony Ericson tidak akan berguna) serta hitungan yang serba ribet menjadikan saya dan semua teman saya seperti ‘kambing conge’ di dalam kelas. UAS metode numerik hanya ada 2 soal, tetapi tetap saja bikin bingung. Jadilah kami semua mengharapkan kemurahan hati serta berdoa agar server cepat selesai sehingga dapat didistribusikan ke client. Tapi apa daya karena firewall yang sangat tebal semua informasi yang akan keluar tertahan oleh firewall tersebut.

Ya nasib buruk menimpa kami semua. Rata – rata hampir semua mendapatkan nilai D. Mau mengulang rasanya malas sekali karena saya sungguh – sungguh ga ngerti mata kuliah ini. Saya hanya dapat berpesan kepada perguruan tinggi itu untuk mengadakan mata kuliah tutorial penggunaan kalkulator

:D