Pada tanggal 21 Mei 2009 yang lalu, saya menghadiri acara perpisahan seminaris 7BC di Seminari Menengah Stella Maris – Bogor. Ada yang tak biasa pada tulisan di panggung. Selama 4 tahun saya berada di Seminari, yang saya tahu adalah tulisan penglepasan 7BC dan kemarin yang saya lihat adalah pelepasan 7BC. Menurut sepengetahuan saya, istilah pelepasan berarti adalah tempat untuk melepaskan dan bisa bermakna “dubur” tetapi ketika hal itu saya confim ke panitia acaranya, dia mengatakan kalau hal tersebut sudah dia tanyakan ke guru Bahasa Indonesia di sekolah dan sudah ia cari di kamus. Maka pendapat dia, yang benar adalah pelepasan bukan penglepasan.

Karenanya saya lebih baik googling dengan memasukan keyword “pelepasan atau penglepasan”.
Berikut yang saya dapat :

  1. Tanya: Betulkah bentuk kata pengrajin? Mengapa bukan perajin seperti peramal, perawat?
    Jawab
    : Kata dasar yang berfonem awal /r/ jika diberi awalan pe-, seperti rawat – perawat; ramal—peramal. Bila kata dasar kata sifat diberi awalan pe-, maka awalan pe– mengandung makna ‘orang yaang sifatnya seperti yang disebutkan kata dasarnya itu’. Misalnya pemalas ‘orang yang sifatnya malas’, pemarah ‘orang yang sifatnya suka marah’. Beranologi kepada bentukan itu maka perajin ialah ‘orang yang sifatnya rajin’
    [walaupun kata ini jarang dipakai dalam tuturan].
    Kata pengrajin tidak berarti ‘orang yang sifatnya rajin’, tetapi ‘orang yang mengerjakan pekerjaan industri rumah seperti membuat sepatu, membuat keranjang, membuat tikar’. Sengaja bentuknya dilainkan dari bentuk yang biasa karena makna yang terkandung pada kata bentukan itu lain daripada bentuk perajin. Bandingkan dengan bentuk penglepasan disamping pelepasan. Dikatakan penglepasan tamu negara yakni ‘hal melepaskan [pergi] tamu negara’ bukan ‘pelepasan tamu Negara’ karena kata pelepasan mengandung arti banyak dan salah satu di antaranya ialah ‘dubur’. Unntuk menghindari makna ‘dubur’ itu bentuk kata itu dilainkan sehingga menjadi penglepasan.
    sumber : http://my.opera.com/m_ulan_n/blog/2008/03/29/mengenai-pe. Tulisan ini dibuat oleh JS. Badudu (Intisari ’89)
  2. pada yahoo group ada juga yang mengkomplain tulisan pelepasan
    “Ketika aku masuk aula FHUI, terpampang spanduk dgn tulisan besar “Pelepasan Siswa Siswi …. dst” dan di bawahnya terpampang tulisan lebih besar “Meraih Cita dengan Usaha dan Do’a”. Alm. Slamet Jabarudi, redaktur bahasa Majalah Tempo dengan merujuk kepada KBBI menulis, pelepasan adalah sama dengan dubur, sehingga acara perpisahan yang juga sering disebut melepas murid, penggunaan kata paling tepat adalah penglepasan. Jadi, “pelepasan siswa siswi adalah dubur siswa siswi “.
    sumber : http://groups.yahoo.com/group/cfbe/message/33611
  3. Sementara itu, dengan peng-an, akan dihasilkan bentuk perakitan, perusakan, pelepasan, dan pelaporan. Ada variasi lain yang sering ditemukan, yakni pengrusakan atau penglepasan. Kedua bentuk ini menyimpang dari kaidah pembentukan kata. Kedua bentuk itu menyimpang dari kaidah pembentukan kata. Namun, adanya bentuk penglepasan merupakan gejala yang tidak beralasan. Ada yang berdalih bahwa bentuk itu membedakan antara pelepasan dan penglepasan.Bahwa penglepasan bermakna ‘proses, cara, dan kegiatan melepaskan’, sementara pelepasan adalah ‘bagian belakang untuk buang air besar; dubur’ tidak harus dibedakan.sumber : Kompas bahasa Indonesia Oleh Abdul Gaffar Ruskha

Menurut saya sendiri kata pelepasan sudah mengalami penurunan atau bermakna buruk / peyoratif karena dapat bermakna ‘dubur’. Alangkah baiknya bila kata itu diganti dengan penglepasan karena dapat bermakna proses atau kegiatan. Mengacu pada kata pelepasan atau penglepasan, lalu yang benar pelihatan atau penglihatan?

update 6 Juni 2012
Dikarenakan masih banyak yang melihat post ini.. maka saya menganjurkan agar kata yang dipakai adalah PELEPASAN.. Mengikuti Kamus Besar Bahasa Indonesia.