Kenapa harus ada session 2? wong Cinta Fitri aja sampe session 3, masa punya gw ga boleh, he 3x.
Pagi hari di Ranu Kumbolo sangatlah dingin dan pemandangannya sangat indah. Banyak ikan yang melompat – lompat di tengah danau seperti meminta kami untuk menangkapnya. Kami segera memasak air untuk menyeduh teh. Kami pun mencoba untuk memancing ikan karena kami sudah membawa pancingan sebelumnya. Tetapi yang kami lupa membawa umpan. Sdr. Jambee mencoba tuk mengumpani ikan dengan mie rebus sisa masak tadi malam. kali aja tuh Ikan mau..! he he he mang ikan itu bego apa mau dikasih makan mie rebus.
Setelah Ranu Kumbolo, kami dihadapi dengan sebuah tanjakan. Tanjakan itu bernama tanjakan cinta. Konon kata Mbah Dukun bila seseorang bisa menaiki tanjakan cinta tanpa berhenti dan tidak menoleh ke belakang, maka perkara cintanya akan terselesaikan atau kita bisa mendapatkan seseorang yang kita cintai (Mengapa dikatakan tanjakan cinta? bukan tanjakan monyet atau tanjakan setan seperti di Gunung Gede? Hal itu dikarenakan ada dua bukit yang menyatu dan membentuk seperti simbol hati). Hm, patut dicoba neh….! Untuk mendaki bukit itu bukanlah perkara yang mudah. Meskipun tanjakan itu tidak terlalu terjal tapi beban kita sudah bertambah karena baru saja mengisi air dan pemandangan ke arah Danau sangatlah indah. Pertanyaannya kenapa harus mengisi air sebanyak mungkin dari Ranu Kumbolo? Karena tidak ada sumber air lagi selepas Ranu Kumbolo. Kita tidak bisa mengharapkan mata air yang ada di kali mati karena kadang – kadang mata airnya kering.
Selepas Tanjakan Cinta terbentang padang rumput yang sangat luas yang dinamakan Oro Oro Ombo. Kami beristirahat sejenak di sini melepas lelah karena baru menaiki Tanjakan Cinta. Teriknya sinar Mentari terhapuskan dengan indahnya pemandangan di sekitar. Tampak di kanan kiri kami bukit – bukit yang ditumbuhi pohon pinus. Dari Oro Oro Ombo kami menuju Cemara Kandang dan perjalanan berlanjut ke arah Kalimati. Di Kalimati kami memutuskan untuk istarahat. Demi menghemat air kami memutuskan untuk tidak memasak. jadilah mie kriuk sebagai santap siang kami. Setelah beristirahat cukup lama, kami beranjak ke arah Arcopodo. Di Arcopodo kami mendirikan tenda tuk beristirahat karena kita tidak diperbolehkan lagi naik ke atas.
Jam 12.00 tengah malam kami akan menuju puncak. Sialnya hujan datang meskipun tidak diundang. Udara sangat dingin dan saya pun memakai sweater + jacket. Sdr. Imink memutuskan untuk tidak ikut dengan pertimbangan tidak membawa jas hujan. Perjalanan ke puncak Mahameru kira – kira memakan waktu 3 – 5 jam. Medan yang harus kami lalui yaitu pasir dan diharapkan memakai sepatu yang dilapisi dengan gaiter agar pasir tidak masuk ke sepatu. Kami sudah sampai Cemoro Tunggal ketika hujan belum mau berhenti. Kami ragu tuk melanjutkan perjalanan karena takut akan badai. Setelah melalui pertimbangan kami pun turun lagi ke Arcopodo. Sebelum sampai ke Arcopodo kami dikejutkan dengan 3 pendaki yang lain yang juga akan berangkat ke puncak. Semangat kami kembali berkobar, Kami pun mencoba kembali tuk mendaki.
Alleluya , Puji Tuhan, Thank’s God hanya itu yang bisa kami ucapkan ketika kaki kami menyentuh puncak Mahameru, pukul 7 pagi hari kami sampai. Puncak Mahameru adalah puncak tertinggi di Pulau Jawa. Kepulan asap yang keluar dari kawah seakan menyambut kami tiba. Setelah berfoto – foto ria kami pun segera bergegas untuk turun. Untuk turun dibutuhkan perhatian yang ekstra tinggi karena kalau salah merosot maka nyawa taruhannya (di kanan kiri jurang bro). Hanya membutuhkan waktu 45 menit tuk kembali lagi ke Arcopodo. Karena pasir kita tinggal duduk saja seperti main perosotan. Ah, hanya rasa syukur yang bisa kami ucapkan atas indahnya alam ciptaan Mu.
Tips : Jangan terlalu lama berada di puncak karena dari kawah mengeluarkan asap beracun pada siang hari. Untuk menghindarinya jangan terlalu banyak jongkok karena asap itu berada pada batas lutut sehingga bila anda jongkok anda akan menghirup gas beracunĀ (Idhan Lubis dan Soe Hok Gie adalah korban gas beracun). Gunakan juga handuk yang telah basah untuk menutupi hidung anda.
beuh……tnyata lu jago juga ya ngarang crita…..tapi dulu bahasa indo lo dpt brp ama si heryanto?wkwkkwkwkw……
gw mah ga pnya blog….
Bro, klo mw nanjak lg ajak2 gw yach. tp jgn dadakan.
loe mang T-O-P. gw ngiri ama photo2 loe. skrg gawean gw gk saklek lg ky d HOtel. klo loe ajak gw skrg kmgknan besar gw bs.
ajak2 y pergi berpetualang brg
oke, tunggu tanggal mainnya…
mahameru? wah .. lagi2 10 tahun lalu.
cantik!!!!!
[…] (to be continued..) […]
mantab..inget foto lg sma..blom denger kabar lulus dah naek semeru
sayang imink gak ikut ke puncak…
rambut gw dreadlock gitu..he3..
owh gt ya… nambah lg ilmu baru ttg gas beracun,, hmm jd jgn jongkok ya? jd pengen banget ksn…. mahameru… wait me!
@lisa,
iya, saya juga baru tahu dari stasiun TV yang menayangkan National Geographic yang mengulas gunung Semeru.
Comment:
kabar2 ya…
ke FB aja…
kalo mau naek…
@trian,
Kapan ya ke Semeru lagi?
da kangen seh..
ntar deh kalo rencana pendakian Rinjani gagal :D
[…] (to be continued..) […]
cerita ini yang selalu buat gw iri pas di seminari.. makanya gw harus cepet2 keluar trus mau naek ksini..